(No Baper, No Laper, No Caper)
Kerjaan numpuk, belum selesai yang satu udah dikasih tambahan kerjaan baru. Belum lagi menghadapi kritikan atasan yang seharusnya menjadi pembangkit diri untuk lebih baik lagi malah makin merasa paling tersiksa. Gak heran “udah ga usah baper, Namanya juga kerja.” Jadi kata-kata motivasi dari teman dekat yang sering dikeluhkan.
Baper atau bawa perasaan ini adalah istilah yang sering didengar oleh generasi muda di Indonesia. Dalam kondisi emosi yang tidak stabil, pekerjaan yang cukup banyak memang cenderung membuat individu menjadi lebih sensitive.
Menurut psikologi, individu yang mudah bereaksi karena terpancing secara emosional ini dikategorikan sebagai highly sensitive person. Highly Sensitive Person (HSP) adalah suatu kondisi psikologis di mana seseorang memiliki kepekaan atau sensitifitas berlebih dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Kepekaan tersebut dapat berupa respon, cara pandang, perasaan, feeling, baik yang ditujukan pada diri sendiri atau pada lingkungan sekitar.
Dr. Elaine Aron (1997) mendefinisikan highly sensitive person sebagai orang yang memiliki kesadaran terhadap hal-hal kecil di sekelilingnya dan lebih mudah merasa kewalahan ketika berada di lingkungan yang sangat menstimulasi indranya.
Mengelola emosi memang menjadi tuntutan penting dalam bekerja, contohnya kita dihadapkan dengan tuntutan kerja yang sangat tinggi dan kita banyak melibatkan perasaan yang negative sehingga banyak mengeluh terhadap pekerjaan. Bisa jadi, baper saat bekerja merupakan tahapan adaptasi dalam mengerjakan pekerjaan, mulai dengan tugasnya, hubungan kita dengan rekan kerja, atasan atau lingkungann kerja kita sendiri. Tetapi ketika dalam bekerja kita lebih banyak baper tentunya akan menyulitkan dan merugikan diri kita sendiri loh. Selain itu, dengan baper dalam bekerja kita akan merasa sulit menyelesaikan pekerjaan karena energi yang dikeluarkan lebih banyak tersalurkan kepada energi lain. Hal penting lainnya ketika baper berkepanjangan karena bekerja adalah performa kita sebagai karyawan akan mempengaruhi atasan, teman kerja dalam menilai kita.
Di tengah evolusi industry, kini industry 4.0 disebut-sebut sebagai ancaman bagi berbagai pihak yang merasa pekerjaannya akan digantikan oleh robot. Pekerjaan yang akan digantikan oleh robot biasanya adalah pekerjaan yang banyak melakukan aktivitas teknis daripada strategis. Ketika kita memulai karir pekerjaan disuatu perusahaan biasanya dimulai dengan melakukan kegiatan yang teknis dengan tingkat kesulitan yang tidak begitu sulit. Tentunya hal tersebut menjadi ancaman bagi karyawan yang tidak dapat menunjukan performanya, apalagi penurunan performa diturunkan oleh rasa baper kita terhadap pekerjaan atau lingkungan kita sendiri. Hal tersebutlah yang bisa jadi mendorong perusahaan untuk menngunakan robot dalam mengerjakan pekerjaan teknisnya karena lebih dianggap memiliki performa yang baik daripada seorang manusia. Robot tidak bekerja dengan baper, dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Untuk menghindari baper ketika bekerja atau di lingkungan kerja, ada beberapa tips yang data dilakukan, misalnya :
1. Fokus pada pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan, biasakan untuk melakukan to-do list yang akan dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sehingga kita tidak akan kebingungan dengan apa yang harus dilakukan yang akan membuat kesempatan diri kita untuk memikirkan hal-hal diluar tugas pekerjaan kita.
2. Hindari emosi
Setelah menyusun to-do list pekerjaan yang akan dilakukan, lakukan tugas pekerjaan dengan tenang dan hati yang damai. Jika terdengar ktitikan pedas tentang pekerjaan kita datang dari seorang atasan, hal tersebut merupakan sebuah masukan yang akan membuat diri kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik lagi. Pastikan untuk memperlihatkan diri professional kita dan tunjukan kepada semua orang bahwa kita adalah orang yang kuat.
3. Pertimbangkan alasan sumber dan siapa yang membuat “merasa” sakit hati
Ketika kita mendengar perkataan atau melihat perbuatan yang menyakiti perasaan kita,pastikan sebab mereka melakukan itu. Bisa jadi, hal tersebut berawal dari diri kita yang tidak sesuai atau memang dapat dijadikan sebagai masukan untuk diri kita agar dapat bisa jadi lebih baik lagi.
4. Jangan terlibat dengan drama
Konflik di kantor memang akan selalu ada, pastikan diri kita tidak terlalu terlibat secara dalam konflik tersebut. Lebih baik lagi, jika memang konflik tersebut tidak melibatkan kita tidak perlu untuk tahu lebih dalam tentang konflik tersebut atau ikut berkomentar.
5. Luangkan waktu untuk berbincang dengan teman bekerja
Jika kita merasa kepaberan yang dirasakan terus menerus, bisa jadi tanda bahwa kita sudah mulai kelelahan dengan pekerjaan yang kita lakukan. Cobalah, setelah selesai bekerja kita bisa melakukan kegiatan relaksasi, melakukan kegiatan yang dapat melupakan kantor sekejap, atau berkumpul dengan teman-teman.
Comments